Kamis, 27 September 2012

When I Meet Mr. Right

Pacaran bertahun-tahun tidak akan menjamin bahwa dia adalah pria yang tepat untuk kita. Ada pasangan yang hanya butuh waktu 6 bulan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, tetapi ada juga yang perlu waktu bertahun-tahun untuk sampai ke pernikahan. Itu pun ada juga yang akhirnya bubaran.

Pada saat jatuh cinta (biasanya dalam 6 bulan pertama pacaran) logika seperti lumpuh, segala sesuatu terlihat indah, bahkan berbagai kekurangan pasangan malah terlihat lucu dan menggemaskan. Setelah masa itu selesai, cinta yang ada mulai bisa diajak bicara dengan logika, sehingga penilaian akan sebuah hubungan bisa lebih rasional. Barulah niatan untuk memutuskan sebuah pernikahan bisa diambil dengan segala pertimbangan.

Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa ia memang pria yang tepat?


Berikut pedoman yang bisa kita jadikan tolak ukur apakah dia memang Mr Right :
1. Teman-teman setuju
Bukan hanya kita yang yakin bahwa dia orang yang tepat, tetapi juga teman-teman kita. Namun, kalau hanya kita yang merasakan hal itu, dan teman-teman kita tidak setuju, berarti ada yang salah. Terkadang cinta bisa membutakan logika dan perasaan kita; orang-orang di sekitar kitalah yang bisa berpikiran normal.

2. Kumpul dengan keluarga
Perkenalkan pasangan dengan keluarga  dan lihat apakah ia bisa dengan mudah bergabung dengan orangtua dan saudara-saudara. Memang tak semua orang bisa langsung akrab dengan orang yang baru dikenal. Namun, amati juga apakah ia cenderung menghindar.

3. Ia mendengarkan
Hidup adalah dua kesatuan yang harmonis. Ada kalanya kita mendengarkan atau dia yang mendengarkan. Namun jika kita hanya berfungsi sebagai pendengar, maka komunikasi tidak akan berlangsung dua arah. Ingatlah bahwa komunikasi adalah fondasi dari setiap hubungan.

4. Punya tujuan yang sama
Kita  ingin menikah, sementara ia ingin bersenang-senang? Sampai kapan pun kita berdua tidak akan seiring sejalan. Satukan tujuan ke depan, akan dibawa ke mana hubungan itu? Apakah hanya sebatas bersenang-senang atau berlanjut ke arah yang lebih serius?

5. Ia bisa jadi teman dan sahabat
Ini keuntungan lain saat kita punya pasangan yang bisa diandalkan sebagai teman dan sahabat. Fondasi ini lebih kokoh ketimbang hanya menjadikan ia sebagai pecinta.

6. Percaya
Kita percaya kepadanya. Tanpa kepercayaan, suatu hubungan tidak akan pernah langgeng sebab kita akan saling curiga dan mengekang satu sama lain. Sebaliknya saling pengertian dan percaya adalah penguat rasa cinta kita dan salah satu cara menjaga cinta.

7. Merasa spesial
Kita masih merasakan hal yang sama seperti saat pertama berjumpa dengannya, seperti perhatiannya yang tak berkurang atau kesetiaannya yang tetap teruji. Hal ini merupakan pertanda kalau kita adalah orang yang spesial baginya. Sayangnya hal tersebut hanya ada di kisah dongeng. Di dunia nyata, tidak ada pernikahan yang berjalan mulus tanpa adanya hambatan atau ujian dan itu adalah hal yang wajar. Kemarahan dan kekecewaan pada pasangan bukanlah berarti akhir dari pernikahan. Justru saat Anda berdua dapat melewati masalah itu, rasa cinta yang dirasa lebih besar dan kuat.

8. Membicarakan masa depan
Saat kita mencari Mr Right, maka kita juga harus memposisikan hal yang sama bahwa ia mencari Mrs Right. Artinya, ia juga memiliki sejumlah kriteria dan komitmen untuk menjalani kehidupan yang saling mendukung bersama kita, pasangannya.

9. Merasa terlindungi
Melindungi bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara finansial. Jika ia tidak bisa menghidupi dirinya sendiri bagaimana nanti ia bisa menghidupi kita dan anak-anak? Cinta saja tidak cukup kita harus mampu bersikap realistis! Namun bukan berarti kita harus selalu bergantung dan tidak mampu berdiri dengan kekuatan sendiri, Islam mengajarkan untuk hidup mandiri, baik untuk muslimin atau  muslimah jadi akan lebih baik menjadi muslimah yang kuat dan mandiri baik dalam hal finansial atau kehidupan keseharian, bagi istri membantu suami dalam finansial memang bukan kewajiban, akan tetapi jika kita mempunyai penghasilan sendiri kita bisa ikut berkontribusi dalam keluarga maupun membantu sesama.

10. Jadilah apa adanya
Jadilah diri sendiri apa adanya agar ia juga mencintai diri kita seutuhnya, lengkap dengan segala kekurangan kita.Tetapi hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memperbaiki diri, bukankah muslim yang baik adalah yang paling baik akhlaknya, sekalipun tak ada yang sempurna, setidaknya kita sudah berusaha untuk memperbaiki akhlak diri, sehingga tidak hanya baik dimata manusia tapi Insya Allah baik juga dimata Allah SWT.

Petunjuk dan pertanyaan ini bisa dijawab dengan logika dalam hati yang tenang penuh cinta. Bukan hanya cinta pada sang pujaan hati, tapi juga cinta pada diri sendiri, keluarga, dan masa depan yang akan dihabiskan bersamanya.

So,When We Meet Mr. Right "Let's Find It, Keep It and Make It Last”.

0 komentar:

Posting Komentar