Jika
dua orang memang benar-benar saling menyayangi satu sama lain. Itu bukan berarti
mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua
memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi 'hadiah' yg hebat utk orang-orang
yg bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, memperindah Akhlak, melayakkan diri untuk mendapatkan yang terbaik, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa sayang itu semakin besar, atau semakin memudar, karena hati bicara.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, memperindah Akhlak, melayakkan diri untuk mendapatkan yang terbaik, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa sayang itu semakin besar, atau semakin memudar, karena hati bicara.
Ini proses, karena cinta bukan sekadar dari mata atau tampilan fisik saja. Proses mereka terbalik, mulai dari memiliki prinsip-prinsip, pemahaman-pemahaman yang baik, lantas hati dan otak akan mengolahnya, baru terakhir mata, telinga dan panca indera menjadi simbolisasi cinta tersebut.
Tetapi apapun cara dan prosesnya, jika akhirnya semua fase itu terlewati masih ada satu hal penting lain yg mengujinya. Yaitu kesementaraan.. Apakah cinta itu perasaan yang bersifat sementara ? Kabar buruknya ya. Jangan berdebat soal ini. Sehebat apapun cinta kita, pasti takluk oleh waktu. Tapi kabar baiknya, meski ia bersifat sementara, kita selalu memiliki kesempatan untuk membuatnya ‘abadi’, everlasting. Bagaimana caranya?
Hanya akan di dapat dengan pemahaman-pemahaman yang baik. Ada rambu-rambu yang harus dipatuhi, ada nilai-nilai yang harus dihormati. Pasangan yang memiliki hal tersebut, mereka bisa menjadikan perasaan cinta utuh. Maka abadilah perasaan itu.
Terakhir, saat kita selalu termotivasi untuk terus berbuat baik hari demi hari, memberikan semangat positif, terus memperbaiki diri setiap kali mengingatnya, apakah itu juga disebut cinta? Yaps, inilah hakikat cinta. Saat perasaan itu menjadi energi kebaikan. Dan itu tidak berarti kita harus selalu menyampaikan kalimat itu. Orang-orang yang menyimpan perasaannya, menjaga kehormatan hatinya, dan menjadikan perasaan tersebut sebagai energi memperbaiki diri, maka cinta menjelma menjadi banyak kebaikan.
Apakah itu sementara? Memang sementara, nah, semangat untuk terus memperbaiki diri karena cinta tersebut akan menjadi jaminan keabadiannya. Baik cinta kepada Allah ataupun cinta kepada mahlukNya. Percayalah, bagi orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik, cinta selalu datang di saat yang tepat, momen yang tepat, dan orang yang tepat.
Bisa jadi dalam perjalanan penantian kita diperlihatkan dengan karakter asli orang yang kita sayangi tersebut, yang mungkin saja ketika ia bersama kita, ia tidak menunjukan karakter aslinya, maka jangan berkecil hati jika ada hal-hal yang tak sesuai dengan perkiraan kita sebelumnya, bersyukurlah karena Allah sedang menunjukan kuasaNya, Dia Maha tau apa yang terbaik untuk Hambanya, terlebih jika kita dalam perjalanan hidup untuk memperbaiki kualitas diri dan keimanan. Dia (Allah) tak akan rela jika kita yang sedang menuju perbaikan, mendapatkan orang yang tak sesuai dengan kualitas Hambanya. Idealnya begini, jika kita mendapatkan nilai setara dengan Grade A dimata Allah, sudah pasti Allah akan menyandingkan kita dengan seseorang yang mempunyai kualitas setara dengan Grade A pula.. Allah tak akan mendzolimi HambaNya. Semoga kita semua memiliki kesempatan merasakannya, merasakan indahnya mencintai dan dicintai... Aamiin
14 September 2012
With Love
0 komentar:
Posting Komentar