Proses menjemput ini bisa dibagi menjadi 2:
- Mandiri
- Perantara
Adapun dengan cara kedua yaitu perantara, karena bisa jadi cara pertama terhalang oleh beberapa faktor seperti kesibukan orang tua, keadaan yang kurang mengizinkan atau alasan lainnya, yang terpenting adalah orang yang kita amanahi untuk menjemput buah hati benar-benar bisa mewakili dan membuat hati tenang karena kita percaya akan perantara tersebut.
Lalu…bagaimana dengan menjemput jodoh, tentu tidaklah sama dengan proses menjemput pada umumnya karena kita tahu jodoh adalah rahasia Ilahi, paling tidak ini hanya sebuah gambaran kecil akan setiap proses dalam sendi-sendi kehidupan karena hakikatnya manusia hanya diperintahkan untuk berikhtiar atau berusaha maksimal dengan cara-cara yang di ridhai Allah ta’ala, adapun konsep yang hendak kita tawarkan adalah sebagai analisa bersama, di antaranya:
1. Niat
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya”
Begitu agungnya niat dalam ajaran Islam, sampai-sampai baik dan buruknya amal perbuatan di nilai dari tulus dan tidaknya niat seseorang, suatu perbuatan yang di niatkan semata-mata karena Allah ta’ala jelas akan berbuah pahala sebagai penambah timbangan kebaikan kelak di akhirat. Dan betapa tidak mudahnya menjaga niat, sampai-sampai ini bisa menjadi penyebab di giringnya seseorang ke dalam api neraka, sedikit saja kita salah dalam menempatkan niat, maka akan berakibat fatal, kalaupun tidak di dunia, di akhirat itu adalah kepastian balasannya.
Selama kita masih bisa memperbaiki dan memperbaharui niat di dunia, maka perbaikilah secepat dan sedini mungkin. Insya Allah harapan itu masih ada.
- Pastikan awali proses penjemputan ini dengan niat yang kuat
- Niatkan semata-mata untuk beribadah dan mengharap ridha dari Allah ta’ala
- Semakin kuat niat seseorang maka semakin besar pula usaha yang akan di tempuh.
- Dan yang terakhir pastikan juga kita rajin meng-update niat jika memang di perlukan.
2. Berpikir
Sejatinya Allah jadikan kita terlahir dan hidup di dunia ini tiada lain mempunyai tujuan, oleh karenanya dikaruniakanlah akal kepada setiap insan yang dengan itulah menjadi pokok pembeda antara manusia dan hewan. Adapun hidup ini senantiasa bergerak untuk menyempurnakan titik demi titik menuju fokus yang di harapkan yaitu husnul khatimah di akhir hayat dan mendapat ridha Allah
Dan setelah berniat ada hal-hal yang perlu di persiapkan dan difikirkan dalam menjemput jodoh, diantaranya :
Dalam proses berpikir ini tidaklah butuh banyak perangkat atau sarat-sarat guna menyempurnakan konsep melainkan hanya membutuhkan ‘Hati nurani’ dan ‘Akal sehat’ untuk mencapai proses berpikir yang jernih sesuai dengan yang diharapkan dan di ridhai Allah ta’ala.
Jadikan proses Menjemput jodoh ini sebagai sebuah rangkaian ibadah menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, kalau makan dan minum saja bisa menjadi ibadah jika di niatkan semata-mata karena Allah ta’ala dan bukan untuk sekadar bertahan hidup saja, apalagi dengan niat kita yang hendak mengikuti sunah Rasulullah yaitu menyempurnakan agama dengan menjemput calon pendamping kita untuk segera di nikahi.
Tentu ini adalah perbuatan yang mulia apalagi jika tujuannya untuk menjaga kehormatan dan harga diri di tengah zaman yang semakin menggoda dengan segala perhiasan dunia dan di tambah umur yang makin bertambah.
Jika materi jadi alasan untuk menunda pernikahan, jangan khawatir karena Allah Maha Kaya dan menjamin Rizkinya, sebagai mana yang terlafazh dalam ayat berikut ini :
Cara Allah ta’ala menjamin dan memampukan hambanya di antaranya dengan “Kecukupan”. Sebagai contoh:
Penghasilan seorang bujang sebesar 500 dollar perbulan bisa saja kurang bahkan cepat habis tanpa disadarinya, nah….berbeda saat sang bujang tadi telah menikah dengan penghasilan yang sama yaitu 500 dollar perbulan, otak kanan sang bujang pun bermain dengan menghemat pengeluaran dan lebih cermat dalam menggunakan hartanya, di tambah lagi dengan keajaiban-keajaiban dari langit yang tidak disangka-sangka akan karunia Allah ta’ala tentang keutamaan menikah.
Dewasa tidak perlu menunggu beranjak tua, mapan, kaya raya, kedudukan sosial yang tinggi, segudang prestasi ataupun puja dan puji manusia, karena perubahan seseorang menjadi tua adalah sebuah keniscayaan, adapun beranjak dewasa adalah sebuah proses perubahan yang matang sekalipun di usianya yang masih belia.
Dewasa adalah anugerah terindah dari Allah ta’ala untuk hamba-hambaNya yang beriman dan gemar menyegerakan kebaikan dengan memberinya ‘Ilmu dan Hikmah’ sebagaimana Allah ta’ala memberikannya kepada nabi Yusuf.
Bukan saja hikmah dan ilmu yang di berikan Allah ta’ala kepada mereka yang gemar berbuat baik, bijak dan dewasa dalam berpikir serta bersikap, melainkan di sukai oleh Allah ta’ala, menjadi lebih dekat dengan sang maha pencipta dan rahmatNya.
Marilah kita segerakan proses penjemputan ini, tataplah langit dengan penuh pengharapan dan segala penghayatan serta sujud penghambaan, dari sanalah rahmatNya tercurah, yakin akan kepastian janji dari Allah ta’ala, karena kira-kira (Takdir) Allah ta’ala tidaklah mungkin salah, adapun perkiraan (Takdir) nya kita sebagai manusia kadang-kadang salah atau sering kali meleset dari target.
Mengukur kebahagiaan dengan nalar dan rasio kita sering kali kurang tepat sasaran dan berakhir dengan kekecewaan, adapun kebahagiaan yang di tawarkan Allah ta’ala pastilah membuat kita memahami akan arti kehidupan yang hakiki, jaminan kebahagiaan, kehidupan yang layak dan dimantapkan agamanya sesuai dengan isyarat dan petunjuk Al Qur’an:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.’’
(QS. An Nahl : 97)
Mari kita sama-sama berubah menjadi pribadi yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih layak tentunya, segerakanlah menjemput calon pendamping kita. Yuk…..Bismillah. (Ups, ini ajakan khusus buat yang masih "Single" ya hihihih)
1 komentar:
Terima kasih atas Ilmunya,,,Barakallahulak,,,mba
Posting Komentar