Ini benar-benar kunci keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga. Jika suami istri memegang kuat-kuat konsep An Nisa’: 34, maka itulah jaminan berlayarnya bahtera tanpa masalah berarti walau ombak bisa menggulung setinggi gunung. Tetapi jika sebaliknya, yang terjadi adalah ketidaknyamanan terus menghantui sejak di pelabuhan pertama hingga sampan mulai dikayuh. Apalagi ketika langit mulai gelap.
Ayat ini sudah dilupakan oleh banyak keluarga muslim. Sehingga para suami kehilangan kendali kepemimpinan dan kelayakannya sebagai pendidik. Pelan tapi pasti, kewibawaan suami menghilang hingga hampir-hampir sirna. Bahkan telah ada yang sirna. Tak ada lagi sorot mata berwibawa penuh makna yang tak perlu mengeluarkan instruksi tetapi telah dipahami istri dan dilaksanakan.
Kamis, 27 Februari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)