Dalam kehidupan sehari-hari, banyak
dijumpai pasangan suami istri yang terjebak dalam konflik
berkepanjangan, hanya karena sebab yang sepele dan remeh. Mereka tidak
mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan secara lancar kepada
pasangannya, yang berdampak muncul salah paham dan memicu emosi serta
kemarahan pasangan. Ini menunjukkan adanya komunikasi yang tidak lancar,
sehingga berpotensi merusak suasana hubungan antara suami dengan istri.
Ternyata,
komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan
keharmonisan kehidupan rumah tangga. Gagal berkomunikasi bisa mengancam
keutuhan sebuah keluarga, bahkan sampai ke tingkat perceraian.
Sebenarnya apakah maksud komunikasi, dan bagaimana agar bisa
berkomunikasi secara efektif kepada pasangan?
Makna Komunikasi
Komunikasi
adalah aktivitas menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, konsep yang
kita miliki dan keinginan atau perasaan yang ingin kita sampaikan pada
orang lain. Komunikasi juga bermakna sebagai seni mempengaruhi orang
lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B S Wibowo, 2002).
Yang
dimaksud dengan komunikasi efektif adalah sebuah bentuk komunikasi
dimana pesan yang disampaikan berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon)
yang sesuai dengan tujuan. Jika suami menghendaki “Aku ingin dibuatkan
teh panas manis”, maka istri mengerti persis setingkat apa panasnya dan
seperti apa tingkat kemanisannya. Jika istri membuatkan kopi pahit, maka
jelas ini bentuk komunikasi yang terdistorsi secara berlebihan.
Jika
istri menghendaki, “Aku ingin engkau perhatikan”, maka suami mengerti
persis bentuk perhatian seperti apa yang diinginkan istri dan
menyenangkan hati istri. Jika suami justru pergi meninggalkan rumah
dengan marah, ini menandakan proses komunikasi yang terlalu jauh
menyimpang.
Rabu, 29 Agustus 2012
Selasa, 28 Agustus 2012
10 Cara Mendeteksi Penyakit dari Tubuh Wanita
Jadi silakan, lihatlah lebih dekat.
KUKU
Jika Anda melihat garis-garis gelap di bawah kuku
Tahi lalat berukuran besar bukan satu-satunya pertanda kanker kulit — penyakit ini juga dapat berkembang di bawah kuku. Garis-garis berwarna kekuningan, coklat, atau hitam adalah tanda dari kerusakan sel, mungkin akibat melanoma (bentuk kanker kulit paling mematikan), ujar Ariel Ostad, M.D., dermatolog di New York City.
Dengan deteksi dini dan pengobatan, sekitar 95 persen kasus dapat disembuhkan, sehingga segera temui dokter kulit jika menemukan gejala tersebut.
Minggu, 12 Agustus 2012
Saat Memutuskan Untuk Berhijab dan Tak Pacaran
Banyak hal atau cerita yang mengilhami dan bisa mengubah hidup seseorang untuk berhijrah mengenakan Hijab, sampai saat ini begitu banyak cerita yang saya dengar dibalik peristiwa hijrahnya kawan dan kerabat untuk kembali kepada fitrahnya wanita yaitu mengenakan Hijab/Jilbab, dari yang hanya ikut ikutan sampai pada kisah yang monumental dalam kehidupan mereka begitupun saya.
Saya sendiri memutuskan untuk hijrah mengenakan Hijab/Jilbab, berawal dari
Senin, 06 Agustus 2012
Cara Mengurangi Dampak Radiasi Handphone Bagi Tubuh
Setelah membaca artikel dan blog dokter tentang bahayanya radiasi
telepon selular, saya jadi teringat ketika tahun lalu saya mengikuti
seminar kesehatan di Laboratorium Klinik Kesehatan di bilangan Kramat
Raya Jakarta Pusat tentang "Bahaya Radiasi Handphone Bagi Kesehatan
Reproduksi", dan kali ini saya ingin membagi informasi ini dengan para
bloger (mumpung inget hehehe ) mengingat bahaya yang ditimbulkan
tidaklah main-main karena hidup tanpa Handphone saat ini mungkin tidak pernah
terbayangkan sebelumnya bagi kita, namun banyaknya kekhawatiran akan dampak Handphone bagi kesehatan membuat beberapa orang mulai mencoba
menjauhkan diri dari alat telekomunikasi ini.
Minggu, 05 Agustus 2012
Memelihara Rasa Suka kepada Pasangan
“Konsentrasikan ingatan anda. Hadirkan semua sisi kebaikan pasangan anda selama ini. Kumpulkan semua sisi positif pasangan anda”, demikian kalimat perintah saya kepada para peserta Pelatihan Wonderful Family di Kota Makassar, beberapa waktu yang lalu.
“Waktu anda tiga menit untuk menuliskan semua sisi kebaikan dan sisi positif pasangan anda. Silakan mulai menulis !” lanjut saya. Sekitar 100 pasangan suami isteri peserta Pelatihan tersebut segera menulis di atas kertas yang telah disediakan panitia.
Satu menit berlalu. Saya perhatikan peserta serius mengingat kebaikan pasangan untuk dituliskan. Dua menit berlalu. Beberapa peserta tampak sudah selesai menulis. Tak ada lagi kalimat yang akan dituliskan. Tiga menit sudah, waktu untuk peserta habis.
“Waktu habis. Silakan berhenti menulis”, ungkap saya. “Sekarang hitung berapa poin kebaikan pasangan yang berhasil anda hadirkan dalam tiga menit ini”. Tampak para peserta menghitung poin yang barusan selesai mereka tuliskan.
“Siapa yang menulis di atas 20 poin?” tanya saya. Tidak seorangpun angkat tangan.
Langganan:
Postingan (Atom)