Ada sepenggal cerita yang seharusnya membuka pemikiran kita, bagaimana selama ini kita sudah di bolak-balikan pola fikirnya menjadi sedemikian rupa agar yang bathil tampak seperti perbuatan keseharian yang biasa kita lakukan, sementara di luar sana para penjajah pemikiran merasa menang atas tipu daya yang mereka lakukan terhadap ummat Muslim di dunia.
Lantas apakah setelah terjadi propaganda pemikiran yang mereka lakukan, kita hanya berdiam diri saja melihat generasi setelah kita tergerus oleh pemikiran dan mengekor kebiasaan yang salah? Atau kita turut ambil bagian menjadi salah satu penggerak dimana perubahan harus terjadi, mungkin mengembalikan pola fikir yang salah tidaklah mudah, namun kita bisa turut ambil bagian untuk tidak meneruskan kebathilan.
Semangat generasi muda pejuang Islam yang lebih baik!!! Kita bisa jika kita mau dan berusaha untuk memperbaikinya. Dan jangan berkomentar sebelum bertindak, lakukan saja dan kita lihat apa yang akan terjadi, memang ga akan instan perubahan terjadi, tapi langkah kecil menjadi berarti dari pada enggak melangkah sama sekali..
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.
Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan.
Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!”
Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti.
Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.